Artikel Belajar dan Bermanfaat

Friday 15 March 2019

Teori Hasil Belajar & Indikator Hasil Belajar Menurut Para Ahli

Teori Hasil Belajar & Indikator Hasil Belajar Menurut Para Ahli - Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal terdiri atas segenap ranah psikologis. 

Hal itu terjadi sebagai akibat atau dampak dari pengalaman dan proses belajar siswa dalam ruang-ruang kelas di sekolah.

Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah mengetahui garis besar indicator dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.

Pengertian Hasil Belajar: Apa itu? 

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:3) yang menyampaikan pengertian hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar.

Sedangkan menurut pengertian Hasil belajar menurut Nana Sudjana bahwa yang dimaksud dengan pengertian hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia memiliki pengalaman belajarnya.

Indikator Hasil Belajar

Menruut Benjamin S.Bloom dengan Taxonomi of Education Objectives yang membagi tujuan pendidikan dalam 3 macam atau jenis. Adapun menurut teori yang disampaikan oleh Benjamin S.Bloom terdiri atas ranah kognitif, afektif, psikomotorik.

Adapun penjelasan terkait Indikator Hasil Belajar menurut S.Bloom yaitu:

A. Ranah kognitif

Yang dimaksud dengan Ranah kognitif adalah suatu perubahan perilaku yang terjadi pada kognisi. 

Dalam ranah ini, Proses belajar terdiri atas kegiatan sejak dari penerimaan stimulus, penyimpanan dan pengolahan otak yang membuat informasi hingga pemanggilan kembali informasi apabila diperlukan dalam menyelesaikan masalah.

Secara hirarki, menurut gagasan Bloom bahwa ingkat hasil belajar kognitif dimulai dari terendah dan sederhana yakni hafalan hingga paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi.

Enam tingkatan itu adalah pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6).
  1. Pengetahuan (knowledge) adalah suatu kemampuan seseorang untuk mengingat kembali terkait nama, istilah, ide, gejala, rumus- rumus dan lain sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
  2. Pemahaman (comprehension) ialah suatu kemampuan seseorang dalam memahami sesuatu setelah hal tersebut diketahui dan dapat diingat dalam bentuk penjelasan berupa rancangan kata- katanya sendiri.
  3. Penerapan (application) berarti kesanggupan seseorang dalam menyampaikan ide- ide umum, tata cara atau metode- metode, prinsip-prinsip, rumus- rumus, teori- teori, dan lain sebagainya dalam situasi yang baru dan kongkret.
  4. Analisis (analysis), maksud dari hal ini adalah suatu kemampuan seseorang dalam memberikan penguraian terhadap suatu bahan atau keadaan berdasarkan bagian- bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian- bagian tersebut.
  5. Sintesis (synthesis) ialah suatu kemampuan berfikir yang memadukan setiap bagian atau unsur- unsur yang bersifat logis, sehingga dapat menjadi pola yang baru dan terstruktur.
  6. Evaluasi (evaluation) ialah suatu jenjang berfikir paling tinggi dalam ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom.
Penelitian disini adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, atas beberapa pilihan kemudian menentukan pilihan nilai atau ide yang tepat sesuai kriteria yang ada.

B. Ranah Afektif

Menurut pendapat dari Kratwohl (Purwanto, 2008 : 51) yang memberikan teorinya dalam membagi 5 tingkat belajar afektif , yaitu penerimaan (merespon rangsangan), partisipasi, penilaian (menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan), organisasi (menghubungkan nilai – nilai yang dipelajari), dan internalisasi (menjadikan nilai – nilai sebagai pedoman hidup).

Diketahui bahwa dalam ranah afektif ini, Hasil belajar disusun secara hirarkis mulai dari tingkat yang paling rendah hingga tertinggi.

Dengan demikian, yang dimaksud dengan ranah afektif adalah yang berhubungan dengan nilai – nilai yang pada selanjutnya dihubungkan dengan sikap dan perilaku.

C. Ranah Psikomotorik

Beberapa ahli mengklasifikasikan dan menyusun hirarki dari hasi belajar psikomotorik. Hasil belajar disusun menurut urutan mulai paling rendah dan sederhana hingga paling tinggi hanya dapat tercapai ketika siswa telah menguasai hasil belajar yang lebih rendah.

Menurut yang disampaikan oleh Simpson (Purwanto, 2008 : 51) yang mengklasifikasikan hasil belajar psikomotorik kedalam enam yaitu, persepsi (membedakan gejala), kesiapan (menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan), gerakan terbimbing (meniru model yang dicontohkan), gerakan terbiasa (melakukan gerakan tanpa model hingga mencpai kebiasaan), gerakan kompleks (melakukan serang serangkaian gerakan secara berurutan), dan kreativitas (menciptakan gerakan dan kombinasi gerakan baru yang orisinil atau asli).

Teori Belajar

Yang dimaksud dengan Teori adalah seperangkat konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang memberikan, menjelaskan, dan memprediksikan fenomena. Terdapat dua macam teori, yaitu teori intuitif dan teori ilmiah.

Guru biasanya lebih menekankan pada teori jenis yang pertama yaitu teori intuitif. Pengertian dari Teori intuitif adalah teori yang dibangun menurut pengalaman praktis.

Sedangkan teori ilmiah adalah teori yang dibangun berdasarkan hasil-hasil penelitian.

Menurut Wina Sanjaya bahwa strategi pembelajaran yang menitik beratkan pada proses mencari dan menemukan, dapat membuat hasil belajar seperti dalam materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Strategi ini hadir didasari oleh model pembelajaran inkuiri.

Model ini belajar demikian adalah rangkaian dari kegiatan pembelajaran yang menitikberatkan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan

Macam-Macam Teori Belajar:

Menurut Wina Sanjaya bahwa strategi pembelajaran yang menitik beratkan pada proses mencari dan menemukan, dapat membuat hasil belajar seperti dalam materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Strategi ini hadir didasari oleh model pembelajaran inkuiri.

Model ini belajar demikian adalah rangkaian dari kegiatan pembelajaran yang menitikberatkan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Terdapat banyak teori terkait belajar. Namun secara umum, terdapat tiga hal terkait teori belajar yaitu: 

Teori Belajar Behavioristik

Menurut teori belajar behavioristik atau tingkah laku, belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons.

Menurut Ivan Pavlov, sebagai ahli yang empelopori munculnya adanya proses kondisioning responden (respondent conditioning) atau kondisioning klasik (classical conditioning).

Dengan melakukan suatu percobaan terhadap anjing. Contohnya saat anjing diberi makanan dan lampu, keluarlah respons anjing itu berupa air liur.

Demikian juga dalam pemberian makanan yang disertai dengan bel, air liur anjing juga keluar. Setelah berkali-kali dilakukan perlakuan serupa, maka pada saat hanya bel atau lampu yang diberikan, anjing tersebut juga mengeluarkan air liur.

Makanan yang diberikan disebut perangsang tak bersyarat, sementara bel atau lampu disebut perangsang bersyarat.

Teori Belajar Kognitif

Teori ini lebih menekankan proses belajar daripada hasil belajar. Bagi penganut aliran kognitivistik belajar tidak hanya melibatkan hubungan antara stimiulus dan respons. Belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.

Menurut teori kognitif, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Belajar tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati.

Konsep-konsep terpenting dalam teori kognitif adalah adaptasi intelektual oleh Jean Piaget, Discovery Learning oleh Jerom Brunner, dan Reseption Learning oleh Ausubul.

Sedangkan menurut teori yang disampaikan oleh Piaget yang mengungkapkan bahwa proses belajar sebenarnya terdiri atas tiga tahapan yang dikenal dengan "asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi".
  1. Asimilasi adalah proses pengintegrasian informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada.
  2. Akomodasi adalah proses penyesuaian struktur kognitif kedalam situasi yang baru.
  3. Equilibrasi adalah penyesuaian kesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.
Piaget menyatakan pentingnya kegiatan dalam proses belajar mengajar. Mereka meyakini bahwa pengalaman belajar aktif cenderung meningkatkan perkembangan kognitif.

Sedangkan pengalaman belajar pasif cenderung mempunyai akibat yang lebih sedikit dalam meningkatkan perkembangan kognitif anak.

Teori Belajar humanistik

Yang dimaksud dengan teori belajar dalam Aliran humanistik memandang bahwa belajar tidak hanya sekedar sekedar pengembangan kualitas kognitif saja.

Melainkan belajar juga merupakan proses yang terjadi dalam diri individu yang menitikberatkan pada seluruh bagian atau domain yang ada. Domain-domain tersebut meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Teori konstruktivistik

Yang dimaksud dengan teori konstruktif adalah teori belajar yang menitikberatkan pada  proses pembentukan pengetahuan oleh siswa itu sendiri.

Pengetahuan ada di dalam diri seseorang tidak dapat di pindahkan begitu saja oleh guru terhadap siswa.

Glaserfeld, Bettencourt dan Matthews mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan hasil bentukan orang itu sendiri.

Sedangkan menurut gagasan Piaget, bahwa pengetahuan merupakan ciptaan manusia yang dibentuk orang itu sendiri.

Dalam memahami teori ini lebih jelas, dapat diketahui dengan memandang ciri-ciri belajar berbasis konstruktif yang dikemukakan oleh Driver dan Oldhan. Adapun ciri-ciri yang dimaksud yaitu:
  1. Orientasi ialah suatu siswa yang diberikan kesempatan dalam mengembangkan motivasi untuk mempelajari topic dengan memberi kesempatan melalui observasi
  2. Elistasi adalah siswa mengungkapakan idenya dengan jalan berdiskusi menulis, membuat poster.
  3. Restrukturisasi ide, merupakan suatu klarifikasi ide dengan ide orang lain, membangun ide baru, mengevaluasi ide baru.
  4. Penggunaan ide baru dalam berbagai situasi
  5. Review, menambahkan atau mengubah gagasan yang perlu direvisi.
Teori Hasil Belajar & Indikator Hasil Belajar Menurut Para Ahli - Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal terdiri atas segenap ranah psikologis.  Hal itu terjadi sebagai akibat atau dampak dari pengalaman dan proses belajar siswa dalam ruang-ruang kelas di sekolah. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah mengetahui garis besar indicator dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur. Pengertian Hasil Belajar: Apa itu?  Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:3) yang menyampaikan pengertian hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar. Sedangkan menurut pengertian Hasil belajar menurut Nana Sudjana bahwa yang dimaksud dengan pengertian hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia memiliki pengalaman belajarnya. Indikator Hasil Belajar Menruut Benjamin S.Bloom dengan Taxonomi of Education Objectives yang membagi tujuan pendidikan dalam 3 macam atau jenis. Adapun menurut teori yang disampaikan oleh Benjamin S.Bloom terdiri atas ranah kognitif, afektif, psikomotorik. Adapun penjelasan terkait Indikator Hasil Belajar menurut S.Bloom yaitu: A. Ranah kognitif Yang dimaksud dengan Ranah kognitif adalah suatu perubahan perilaku yang terjadi pada kognisi.  Dalam ranah ini, Proses belajar terdiri atas kegiatan sejak dari penerimaan stimulus, penyimpanan dan pengolahan otak yang membuat informasi hingga pemanggilan kembali informasi apabila diperlukan dalam menyelesaikan masalah. Secara hirarki, menurut gagasan Bloom bahwa ingkat hasil belajar kognitif dimulai dari terendah dan sederhana yakni hafalan hingga paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Enam tingkatan itu adalah pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6). Pengetahuan (knowledge) adalah suatu kemampuan seseorang untuk mengingat kembali terkait nama, istilah, ide, gejala, rumus- rumus dan lain sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Pemahaman (comprehension) ialah suatu kemampuan seseorang dalam memahami sesuatu setelah hal tersebut diketahui dan dapat diingat dalam bentuk penjelasan berupa rancangan kata- katanya sendiri. Penerapan (application) berarti kesanggupan seseorang dalam menyampaikan ide- ide umum, tata cara atau metode- metode, prinsip-prinsip, rumus- rumus, teori- teori, dan lain sebagainya dalam situasi yang baru dan kongkret. Analisis (analysis), maksud dari hal ini adalah suatu kemampuan seseorang dalam memberikan penguraian terhadap suatu bahan atau keadaan berdasarkan bagian- bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian- bagian tersebut. Sintesis (synthesis) ialah suatu kemampuan berfikir yang memadukan setiap bagian atau unsur- unsur yang bersifat logis, sehingga dapat menjadi pola yang baru dan terstruktur. Evaluasi (evaluation) ialah suatu jenjang berfikir paling tinggi dalam ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom. Penelitian disini adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, atas beberapa pilihan kemudian menentukan pilihan nilai atau ide yang tepat sesuai kriteria yang ada. B. Ranah Afektif Menurut pendapat dari Kratwohl (Purwanto, 2008 : 51) yang memberikan teorinya dalam membagi 5 tingkat belajar afektif , yaitu penerimaan (merespon rangsangan), partisipasi, penilaian (menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan), organisasi (menghubungkan nilai – nilai yang dipelajari), dan internalisasi (menjadikan nilai – nilai sebagai pedoman hidup). Diketahui bahwa dalam ranah afektif ini, Hasil belajar disusun secara hirarkis mulai dari tingkat yang paling rendah hingga tertinggi. Dengan demikian, yang dimaksud dengan ranah afektif adalah yang berhubungan dengan nilai – nilai yang pada selanjutnya dihubungkan dengan sikap dan perilaku. C. Ranah Psikomotorik Beberapa ahli mengklasifikasikan dan menyusun hirarki dari hasi belajar psikomotorik. Hasil belajar disusun menurut urutan mulai paling rendah dan sederhana hingga paling tinggi hanya dapat tercapai ketika siswa telah menguasai hasil belajar yang lebih rendah. Menurut yang disampaikan oleh Simpson (Purwanto, 2008 : 51) yang mengklasifikasikan hasil belajar psikomotorik kedalam enam yaitu, persepsi (membedakan gejala), kesiapan (menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan), gerakan terbimbing (meniru model yang dicontohkan), gerakan terbiasa (melakukan gerakan tanpa model hingga mencpai kebiasaan), gerakan kompleks (melakukan serang serangkaian gerakan secara berurutan), dan kreativitas (menciptakan gerakan dan kombinasi gerakan baru yang orisinil atau asli). Teori Belajar Yang dimaksud dengan Teori adalah seperangkat konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang memberikan, menjelaskan, dan memprediksikan fenomena. Terdapat dua macam teori, yaitu teori intuitif dan teori ilmiah. Guru biasanya lebih menekankan pada teori jenis yang pertama yaitu teori intuitif. Pengertian dari Teori intuitif adalah teori yang dibangun menurut pengalaman praktis. Sedangkan teori ilmiah adalah teori yang dibangun berdasarkan hasil-hasil penelitian. Menurut Wina Sanjaya bahwa strategi pembelajaran yang menitik beratkan pada proses mencari dan menemukan, dapat membuat hasil belajar seperti dalam materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Strategi ini hadir didasari oleh model pembelajaran inkuiri. Model ini belajar demikian adalah rangkaian dari kegiatan pembelajaran yang menitikberatkan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan Macam-Macam Teori Belajar: Menurut Wina Sanjaya bahwa strategi pembelajaran yang menitik beratkan pada proses mencari dan menemukan, dapat membuat hasil belajar seperti dalam materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Strategi ini hadir didasari oleh model pembelajaran inkuiri. Model ini belajar demikian adalah rangkaian dari kegiatan pembelajaran yang menitikberatkan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Terdapat banyak teori terkait belajar. Namun secara umum, terdapat tiga hal terkait teori belajar yaitu:  Teori Belajar Behavioristik Menurut teori belajar behavioristik atau tingkah laku, belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons. Menurut Ivan Pavlov, sebagai ahli yang empelopori munculnya adanya proses kondisioning responden (respondent conditioning) atau kondisioning klasik (classical conditioning). Dengan melakukan suatu percobaan terhadap anjing. Contohnya saat anjing diberi makanan dan lampu, keluarlah respons anjing itu berupa air liur. Demikian juga dalam pemberian makanan yang disertai dengan bel, air liur anjing juga keluar. Setelah berkali-kali dilakukan perlakuan serupa, maka pada saat hanya bel atau lampu yang diberikan, anjing tersebut juga mengeluarkan air liur. Makanan yang diberikan disebut perangsang tak bersyarat, sementara bel atau lampu disebut perangsang bersyarat. Teori Belajar Kognitif Teori ini lebih menekankan proses belajar daripada hasil belajar. Bagi penganut aliran kognitivistik belajar tidak hanya melibatkan hubungan antara stimiulus dan respons. Belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Menurut teori kognitif, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Belajar tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Konsep-konsep terpenting dalam teori kognitif adalah adaptasi intelektual oleh Jean Piaget, Discovery Learning oleh Jerom Brunner, dan Reseption Learning oleh Ausubul. Sedangkan menurut teori yang disampaikan oleh Piaget yang mengungkapkan bahwa proses belajar sebenarnya terdiri atas tiga tahapan yang dikenal dengan "asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi". Asimilasi adalah proses pengintegrasian informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada. Akomodasi adalah proses penyesuaian struktur kognitif kedalam situasi yang baru. Equilibrasi adalah penyesuaian kesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Piaget menyatakan pentingnya kegiatan dalam proses belajar mengajar. Mereka meyakini bahwa pengalaman belajar aktif cenderung meningkatkan perkembangan kognitif. Sedangkan pengalaman belajar pasif cenderung mempunyai akibat yang lebih sedikit dalam meningkatkan perkembangan kognitif anak. Teori Belajar humanistik Yang dimaksud dengan teori belajar dalam Aliran humanistik memandang bahwa belajar tidak hanya sekedar sekedar pengembangan kualitas kognitif saja. Melainkan belajar juga merupakan proses yang terjadi dalam diri individu yang menitikberatkan pada seluruh bagian atau domain yang ada. Domain-domain tersebut meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Teori konstruktivistik Yang dimaksud dengan teori konstruktif adalah teori belajar yang menitikberatkan pada  proses pembentukan pengetahuan oleh siswa itu sendiri. Pengetahuan ada di dalam diri seseorang tidak dapat di pindahkan begitu saja oleh guru terhadap siswa. Glaserfeld, Bettencourt dan Matthews mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan hasil bentukan orang itu sendiri. Sedangkan menurut gagasan Piaget, bahwa pengetahuan merupakan ciptaan manusia yang dibentuk orang itu sendiri. Dalam memahami teori ini lebih jelas, dapat diketahui dengan memandang ciri-ciri belajar berbasis konstruktif yang dikemukakan oleh Driver dan Oldhan. Adapun ciri-ciri yang dimaksud yaitu: Orientasi ialah suatu siswa yang diberikan kesempatan dalam mengembangkan motivasi untuk mempelajari topic dengan memberi kesempatan melalui observasi Elistasi adalah siswa mengungkapakan idenya dengan jalan berdiskusi menulis, membuat poster. Restrukturisasi ide, merupakan suatu klarifikasi ide dengan ide orang lain, membangun ide baru, mengevaluasi ide baru. Penggunaan ide baru dalam berbagai situasi Review, menambahkan atau mengubah gagasan yang perlu direvisi. Ilustrasi Gambar: Teori Hasil Belajar & Indikator Hasil Belajar Menurut Para Ahli  Demikianlah informasi mengenai Teori Hasil Belajar & Indikator Hasil Belajar Menurut Para Ahli. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman.
Ilustrasi Gambar: Teori Hasil Belajar & Indikator Hasil Belajar Menurut Para Ahli 

Demikianlah informasi mengenai Teori Hasil Belajar & Indikator Hasil Belajar Menurut Para Ahli. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman. 

Teori Hasil Belajar & Indikator Hasil Belajar Menurut Para Ahli Rating: 4.5 Diposkan Oleh: admin