Artikel Belajar dan Bermanfaat

Friday 17 October 2014

Pengertian dan Unsur-Unsur Intrinsik Novel

Pengertian Unsur Intrinsik dan Unsur-Unsur Intrinsik Novel| Intrinsik terdiri atas Unsur-Unsur seperti Alur, Tema, Penokohan, Sudut Pandang, Latar, Amanat, Dalam pengertian unsur-unsur intrinsik dan Penjelasan dari seluruh unsur-unsur intrinsik tersebut, Unsur-unsur Intrinsik digunakan untuk menganalisis novel-novel  agar lebih mudahkan kita dalam menganalisis novel tersebut, Apa lagi novel yang sangat tebal butuh waktu lama sehingga perlunya unsur-unsur intrinsik, Jika Unsur Intrinsik ada, Unsur Ekstrinsik pun juga ada. Dalam Pengertian Unsur Intrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra seperti unsur-unsur yang ada dalam unsur-unsur intrinsik, Untuk mengetahui penjelasan dari unsur-unsur intrinsik mari kita lihat penjelasannya seperti dibawah ini... 

Unsur-Unsur Intrinsik Novel 

Berikut ini penjelasan mengenai unsur-unsur intrinsik novel.
a. Alur (Plot)
Pengertian dan Unsur-Unsur Intrinsik NovelAlur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab-akibat. Intisari alur ada pada permasalahan cerita. akan tetapi, suatu permasalahan dalam novel tak bisa dipaparkan begitu saja; jadi harus ada dasarnya. Oleh karena itu, alur terdiri atas (1) Saling mengenal , (2) munculnya konflik, (3) konflik meninggi, (4) klimaks, dan (5) menyelesaikan konflik atau masalah . Di tahap saling mengenal, pengarang mulai menggambarkan situasi dan memperkenalkan tokoh-tokoh cerita sebagai pendahuluan. Di bagian kedua, pengarang mulai menampilkan pertikaian yang terjadi di antara tokoh. Pertikaian ini semakin meninggi, dan puncaknya dari masalah tersebut terjadi di bagian keempat (klimaks). Setelah fase tersebut terlampaui, sampailah di bagian kelima (pemecahan masalah). Alur pun menurun menuju  ke mencari solusi dalam masalah dan penyelesaian cerita. Itulah unsur-unsur alur yang berpusat pada konflik. Dengan adanya alur seperti di atas, pembaca dibawa ke dalam suatu keadaan yang menegangkan (suspense). Suspense inilah yang menarik pembaca untuk terus mengikuti cerita tersebut . Dari tahap-tahap alur di atas jelaslah bahwa kekuatan sebuah novel terletak pada kemampuan pengarang membawa pembacanya menemui masalah, memuncaknya masalah, dan berakhirnya masalah. Timbulnya konflik sering berhubungan erat dengan unsur watak dan latar. Konflik dalam cerita mungkin terjadi karena watak seorang tokoh yang menimbulkan persoalan bagi tokoh lain atau lingkungannya.
b. Tema
Tema adalah inti atau ide pokok dalam cerita. Tema merupakan awal  tolak pengarang dalam menyampaikan cerita. Tema suatu novel menyangkut segala persoalan dalam kehidupan manusia, baik masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, dan sebagainya.
c. Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Untuk menggambarkan karakter seorang tokoh, pengarang dapat juga menyebutkannya langsung, misalnya si A itu penyabar, si B itu murah hati. Penjelasan karakter tokoh dapat pula melalui gambaran fisik dan perilakunya, lingkungan kehidupannya, cara bicaranya, jalan pikirannya, ataupun melalui penggambaran oleh tokoh lain.
d. Sudut Pandang (point of view)
Sudut pandang adalah posisi pengarang atau narator dalam membawakan cerita tersebut. Posisi pengarang dalam menyampaikan cerita ada beberapa macam: .Narator serbatahu adalah narator bertindak sebagai pencipta segalanya yang serbatahu. ia tahu segalanya. Ia dapat menciptakan segala hal yang diinginkannya. Ia dapat mengeluarkan dan memasukkan para tokoh. Ia dapat mengemukakan perasaan, kesadaran, ataupun jalan pikiran para tokoh cerita. Pengarang dapat mengomentari kelakuan para tokoh-tokoh dalam cerita, bahkan juga dapat berbicara langsung dengan pembacanya.. Narator objektif adalah pengarang tak memberi komentar apa pun. Pembaca hanya disuguhi “hasil pandangan mata”. Pengarangnya menceritakan apa yang terjadi seperti penonton melihat pementasan drama. Pengarang sama sekali tak mau masuk ke dalam pikiran para pelaku. Dalam kenyataannya, orang memang hanya dapat melihat apa yang yang dilakukan orang lain. Dengan melihat kelakukan orang lain tersebut, juga boleh menilai kehidupan kejiwaannya, kepribadiannya, jalan pikirannya, dan perasaannya. Motif tindakan pelakunya hanya bisa kita nilai dan perbuatan mereka. Dalam hal ini, jelaslah bahwa pembaca sangat diharapkan partisipasinya. Pembaca bebas menafsirkan apa yang diceritakan pengarang.Narator aktif adalah Narator juga aktor yang terlibat dalam cerita tersebut yang terkadang fungsinya sebagai tokoh sentral. Cara thi tampak dalam penggunaan kata ganti orang pertama (aku, kami). Dengan posisi yang demikian, narator hanya boleh melihat dan mendengar apa yang orang biasa lihat atau dengar. Selanjutnya narator mencatat tentang apa yang dikatakan atau dilakukan tokoh lain dalam suatu jarak penglihatan dan pendengaran.Narator tidak dapat membaca pikiran tokoh lain kecuali hanya menafsirkan dari tingkah laku fisiknya. Narator juga tidak dapat melompati jarak yang besar. Hal-hal yang bersifat psikologis dapat dikisahkan jika menyangkut dirinya sendiri. Narator sebagai peninjau adalah pengarang memilih salah satu tokohnya untuk bercerita. Seluruh kejadian yang ada pada cerita lakukan bersama tokoh ini. Tokoh ini bisa bercerita tentang pendapatnya atau perasaannya sendiri. Sementara itu, terhadap tokoh-tokoh lain, ia hanya boleh menyampaikan tentang, kita sesuai apa yang ia lihat. Jadi, teknik ini merupakan berupa penuturan pengalaman seseorang. Dalam beberapa hal, teknik ini sebenarnya hampir sama dengan teknik orang pertama, tetapi teknik ini lebih bebas dan fleksibel dalam bercerita.
e. Latar
Latar (setting) merupakan tempat, waktu, dan suasana teijadinya perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh. Dalam cerpen, novel, ataupun bentuk prosa lainnya, terkadang biasanya tidak disebutkan secara jelas latar perbuatan tokoh itu. Misalnya, di tepi hutan, di sebuah desa, pada suatu
waktu, pada zaman dahulu, di kala senja.
f. Amanat
Amanat merupakan ajaran moral atau pesan yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca melalui Karya yang diciptakan itu. Tidak terlalu berbeda dengan bentuk cerita yang Iainnya, amanat dalam novel akan disimpan rapi dan disembunyikan pengarangnya dalam keseluruhan isi cerita. Oleh karena itu, untuk mendapatkannya, tidak cukup hanya membaca dua atau tiga paragraf, melainkan membaca cerita tersebut sampai tuntas. 

Sekian artike tentang Pengertian dan Unsur-Unsur Intrinsik Novel semoga bermanfaat

Pengertian dan Unsur-Unsur Intrinsik Novel Rating: 4.5 Diposkan Oleh: admin